Peluang Indonesia di Dua Cabang
Jakarta - Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat menyatakan, peluang tim Indonesia di Olimpiade London 2012 ada di dua cabang, yaitu bulu tangkis dan angkat besi. Untuk memperbesar peluang, pelatihan akan lebih banyak berlangsung di luar negeri.
Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Tono Suratman, Selasa (10/1), mengatakan, ada dua cabang yang berpeluang meraih medali di London. Berdasarkan analisis KONI Pusat dan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), dari lima cabang yang meloloskan atletnya ikut serta ke Olimpiade London, bulu tangkis dan angkat besi adalah cabang yang paling berpeluang dalam ajang pesta olahraga dunia empat tahunan itu.
Untuk angkat besi, ujar Tono, peluang lebih besar karena lifter putra merebut lima tiket. Selain itu, Indonesia berpotensi besar di kelas bawah, seperti kelas 56 kilogram, 62 kg, dan 69 kg.
”Di kelas-kelas itu (56 kg dan 62 kg), lifter Indonesia menempati peringkat empat besar dunia. Juga ada beberapa lifter yang berperingkat 20 besar dunia,” ujar Tono.
Jadi, lifter yang berhak masuk pelatnas adalah lifter dari kelas- kelas tersebut dan yang berperingkat di atas 20 besar dunia. Untuk lifter berperingkat di bawah 20 besar dunia, seperti 30 besar atau 40 besar dunia, tidak akan masuk dalam pelatnas.
”Kami harus cermat dan memastikan lifter yang masuk pelatnas betul-betul lifter yang berpeluang. Di luar tiga kelas itu, apalagi berperingkat lebih dari 20 besar, tidak berhak,” kata Tono.
Untuk bulu tangkis, hingga kini cabang itu menjalankan pelatnas dengan mengikuti berbagai turnamen di luar negeri. ”Bulu tangkis juga berpeluang,” ujarnya.
Sementara itu, cabang panahan baru merebut satu tiket Olimpiade London. Panahan perlu usaha keras untuk menghadapi persaingan di London, Juli-Agustus mendatang.
Sebagai persiapan menghadapi Olimpiade, pelatnas dimulai sejak 1 Januari 2012. KONI menjadwalkan pelatnas di luar negeri bagi cabang-cabang yang berpeluang besar meraih medali.
Untuk bulu tangkis, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menggelar pelatnas sejak awal tahun. PBSI mengirim atlet ke beberapa turnamen untuk merebut tiket ke olimpiade. Cabang-cabang lain diharapkan segera memulai pelatnas.
”Melihat peluang yang dimiliki bulu tangkis dan angkat besi, pelatnas lebih banyak digelar di luar negeri,” ujar Tono.
Lukman, pelatih angkat besi di Balikpapan, Kalimantan Timur, juga merencanakan pelatihan di luar negeri bagi lifter yang berpeluang. Dia berencana membawa para lifter berlatih ke China atau Korea Selatan selama beberapa bulan.
Dari sisi kuantitas, jumlah atlet yang ke Olimpiade London lebih sedikit ketimbang atlet yang dikirim ke SEA Games atau Asian Games. Hal itu memudahkan pengenalan, pemetaan, dan pengawasan atlet pelatnas.
Militer di KONI
Rabu ini, Tono Suratman selaku Ketua Umum KONI Pusat yang baru periode 2011-2015 akan mengumumkan kepengurusan KONI yang baru.
Di bawah kepemimpinan Tono, ada lima wakil ketua umum. Tiga di antaranya berasal dari kalangan militer, satu dari BUMN, dan satu lagi dari olahragawan.
”Dengan lima wakil itu, mereka akan bisa lebih fokus membantu ketua umum mengembangkan olahraga di Indonesia,” ujar Tono. (HLN).
www.tarudinnurilfikr.blogspot.com
Untuk angkat besi, ujar Tono, peluang lebih besar karena lifter putra merebut lima tiket. Selain itu, Indonesia berpotensi besar di kelas bawah, seperti kelas 56 kilogram, 62 kg, dan 69 kg.
”Di kelas-kelas itu (56 kg dan 62 kg), lifter Indonesia menempati peringkat empat besar dunia. Juga ada beberapa lifter yang berperingkat 20 besar dunia,” ujar Tono.
Jadi, lifter yang berhak masuk pelatnas adalah lifter dari kelas- kelas tersebut dan yang berperingkat di atas 20 besar dunia. Untuk lifter berperingkat di bawah 20 besar dunia, seperti 30 besar atau 40 besar dunia, tidak akan masuk dalam pelatnas.
”Kami harus cermat dan memastikan lifter yang masuk pelatnas betul-betul lifter yang berpeluang. Di luar tiga kelas itu, apalagi berperingkat lebih dari 20 besar, tidak berhak,” kata Tono.
Untuk bulu tangkis, hingga kini cabang itu menjalankan pelatnas dengan mengikuti berbagai turnamen di luar negeri. ”Bulu tangkis juga berpeluang,” ujarnya.
Sementara itu, cabang panahan baru merebut satu tiket Olimpiade London. Panahan perlu usaha keras untuk menghadapi persaingan di London, Juli-Agustus mendatang.
Sebagai persiapan menghadapi Olimpiade, pelatnas dimulai sejak 1 Januari 2012. KONI menjadwalkan pelatnas di luar negeri bagi cabang-cabang yang berpeluang besar meraih medali.
Untuk bulu tangkis, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menggelar pelatnas sejak awal tahun. PBSI mengirim atlet ke beberapa turnamen untuk merebut tiket ke olimpiade. Cabang-cabang lain diharapkan segera memulai pelatnas.
”Melihat peluang yang dimiliki bulu tangkis dan angkat besi, pelatnas lebih banyak digelar di luar negeri,” ujar Tono.
Lukman, pelatih angkat besi di Balikpapan, Kalimantan Timur, juga merencanakan pelatihan di luar negeri bagi lifter yang berpeluang. Dia berencana membawa para lifter berlatih ke China atau Korea Selatan selama beberapa bulan.
Dari sisi kuantitas, jumlah atlet yang ke Olimpiade London lebih sedikit ketimbang atlet yang dikirim ke SEA Games atau Asian Games. Hal itu memudahkan pengenalan, pemetaan, dan pengawasan atlet pelatnas.
Rabu ini, Tono Suratman selaku Ketua Umum KONI Pusat yang baru periode 2011-2015 akan mengumumkan kepengurusan KONI yang baru.
Di bawah kepemimpinan Tono, ada lima wakil ketua umum. Tiga di antaranya berasal dari kalangan militer, satu dari BUMN, dan satu lagi dari olahragawan.
”Dengan lima wakil itu, mereka akan bisa lebih fokus membantu ketua umum mengembangkan olahraga di Indonesia,” ujar Tono.
www.tarudinnurilfikr.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar